Sekilas Tentang Sejarah Tumenggung Aryo Tejo

ASAL USUL NAMA TUMENGGUNG ARYO TEJO.
Nama aslinya adalah Syaikh Abdur Rahman beliau adalah seorang  Ulama yang kala itu merupakan seorang Tumenggung di Kerajaan Majapahit dan beliau juga sebagai menantu dari  Bupati di Tuban yang ke 6 yaitu R. Hario Dikoro yang menikahkan Putrinya bernama Gusti Raden Ayu Aryo Tejo.
Dari pekawinan beliau Syaikh Abdur Rahman dan G.R. Ayu Aryo Tejo itulah beliau  juga meneruskan jejak mertuanya sebagai Bupati Tuban yang ke 7. Dan dari hasil pernikahanya dengan Gusti Raden Ayu Aryo Tejo beliau menurunkan beberapa Putra / Putri antara lain bernama Dewi Condro Wati yang konon sebagai istri dari Kanjeng Sunan Ampel di Tlatah Ngampel Dento Surabaya maka bisa juga Syaikh Abdur Rahman ini sebagai bagian dari Cikal Bakal Para Waliyullah di Bumi Nusantara karena Kanjeng Sunan Ampel adalah menantu beliau.
Setelah Syaikh Abdur Rahman menjadi Bupati Tuban yang ke 7 maka nama beliau di ganti dengan Julukan Tumenggung Aryo Tejo julukan yang menyamai dengan nama Istrinya, karena pada waktu itu yang di kenal oleh Masyarakat Tuban adalah Gusti Raden Ayu Aryo Tejo sehingga nama tersebut di pakainya dengan harapan untuk  dapat berbaur dengan  Rakyat di wilayah Kekuasaanya yaitu Tuban. Maka mulai saat itulah nama Aryo Tejo identik dengan Nama Tumenggung atau Adipati Tuban.

POSISI MAKAM MAKAM KERAMAT.

Semua paziarah setelah memasuki Pintu gerbang Makam yang berbentuk Gapura yang bertuliskan Taman Makam Tumenggung Aryo Tejo Bupati Tuban maka peziarah akan melewati sederetan pemakaman umum dan selanjutnya akan sampai pada sebuah Cungkup yang terbuat dari Kayu Jati dan di situlah Makam tempat Mbah Cok Bakal yaitu Mbah Condro Kusumo dan istrinya Dewi Nawang Rum, yang Batu nisanya hampir tidak kelihatan karena tanah Pundung yang terkesan Angker, 
dan di belakang cugkup tersebut ada semacam halaman yang terdapat 4 Makam Para Pengawal Tumenggung yaitu dari urutan paling kanan adalah Banteng Plontang lalu sederet dengan Demang Tameng Dodo, Purwo Kusuma dan paling kiri adalah Makam Ongko Wijoyo. Dan mereka ber 4 inilah yang konon sebagai Pasukan Keamanan dari Tumenggung yang cukup handal .
Setelah makam beliau ber 4 ini maka kita akan sampai di sebuah bangunan besar dengan ukuran kira kira 7 kali 16 meter yang berdiri kokoh dan di dalam bangunan layaknya Pendopo seorang Punggawa besar dari Kabupaten terdapat beberapa Makam yang paling dikeramatkan yaitu antara lain Makam paling kiri, beliau adalah Guru / Penasehat Kadipaten  Saeful Hasan,lalu berjajar berikutnya Makam Paling Tinggi dan besar itulah disemayamkan Raden Tumenggung Aryo Tejo dan disampingnya istri dari tumenggung ialah Gusti Raden Ayu Aryo Tejo,  lalu makam Adipati Cokro Negoro dan paling kiri juga seorang Bupati ke 26.

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Hukum Islam pada masa Kerajaan Islam di Nusantara

Petuah Akhir Zaman Sang Pujangga